Sabtu, 16 November 2013

Penambang Lupa Daratan di Sanga Sanga dan Samarinda



Sebuah Lokasi Tambang di Tepi Jalan SangaSanga Muara Jawa
(photo: ariankula)
Sanga Sanga adalah sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, pernah mencapai masa keemasannya pada tahun 1930an, dan selama masa-masa awal kemerdekaan. Kala itu Sanga Sanga sangat gemerlap dan dikatakan sebagai salah satu kota metropolitan di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, kemajuan itu berkat ditemukannya sumber minyak di louise 1 Sanga Sanga, dan atas perjanjian antara perusahaan minyak Belanda dengan Kesultanan maka mulailah ekplorasi.

Alam yang hijau berubah seperti planet Mars,
kering penuh debu (photo:ariankula)
Namun gemerlap kejayaan itu akhirnya meredup, tidak hanya karena lapangan minyak tidak produktif lagi. Tetapi ada gemuruh kejayaan baru, yaitu batu bara, atas nama kemakmuran dan pemanfaatan potensi penghasilan daerah, maka ijin Usah Pertambangan (IUP) turun mengepung sanga-sanga.

Jumlahnya tidak tanggung-tanggung  untuk kecamatan seluas 233,4 km2, Sanga Sanga memiliki ratusan  lahan tambang yang dimiliki berbagai perusahaan baik legal maupun ilegal. Dampaknya, mulai dari menurunnya kualitas udara, bencana banjir bandang lumpur, bocah tennggelam di kolam tambang. Bahkan yang terakhir adalah putusnya jalan desa akibat ekplorasi tambang yang  lupa daratan.

stockfile di tepi sungai sanga sanga (photo:ariankula)

Jalan Budiyara Kelurahan Sanga Sanga Muara jalannya ambruk akibat aktivitas pertambangan yang tidak berwawasan lingkungan. Perusahaan batu bara hanya  mementingkan keuntungan tanpa memikirkan kepentingan warga, dan apabila terjadi persoalan selalu saja hanya ramai bagaikan pepatah hangat tahi ayam,. Tidak seberapa lama semua kasus akan mengendap entah di mana dan peruahaan beroperasi kembali seolah tidak ada persoalan.

Sepanjang jalan dari Samboja ke Muara Jawa, hingga Sanga Sanga tambang memang terlihat berkuasa. Mereka tidak hanya membabat hutan dan mengubah topografi alam tanpa kajian lingkungan. Bahkan melakukan loading atau pengangkutan batu bara di jalan umum, sepanjang Samboja Muara Jawa dan Sanga sanga.

batu bara inilah yang membuat para penambang lupa pada
 lingkungan (photo:ariankula)
Tidak hanya monopoli Kutai Kartanegara, bahkan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda, telah terkepung tambang. Sama  seperti Sanga Sanga ratusan KP telah mengepung Samarinda, akibatnya dapat dirasakan ketika hujan turun, air dengan cepat menggenangi jalanan di Kota Samarinda.

Sampai pada tahap ini saya teringat pada seorang teman wartawan salah satu harian di daerah ini beberapa tahun lalu. Bahwa semboyan “Bangga Membangun Kaltim ketika itu baiknya di ganti saja dengan “Bangga Merusak Kaltim.

jajaran kapal penarik ponton standby di muara sanga sanga
(photo:ariakula)

Ketika itu dengan nada bergurau tapi juga tersinggung saya bilang; kamu ini sudah numpang cari makan di daerah saya,  kok sukanya mencela” Teman saya itu menjawab; “ siapa yang mencela, coba kamu lihat semua di runtuhin, bukit dijadikan danau, rawa dan sungai di timbun, apa namanya tidak merusak lingkungan?” katanya.

Dan sekitar 10 tahunan sejak itu yakni pada tahu 2013 ini, omongan mencela teman saya itu memang benar adanya. Hasil dari eksplorasi sumber daya alam yang tidak melalui kajian bersunguh-sungguh, memang memberikan dampak merusak dan akibatnya telah dirasakan masyarakat.
sanga sanga kota pahlawan yang kini membutuhkan pejuang
lingkungan untuk membela rakyatnya (photo:ariankula)


Karena itu sebelum terlambat, kita berharap semua pihak yang lagi “dirasuki” tambang batu bara, siapapun mereka, mohon menambanglah dengan cara yang berwawasan lingkungan.

Anda mungkin tidak tinggal di Kaltim anda mungkin di Jakarta, di Singapuran dan lainnya, namun kerja anda di tempat kami membahayakan lingkungan kami.

Para pemangku kebijakan daerah, jika ada cara untuk tidak merusak lingkungan kita kami mohon, ambil kebijakan itu sebelum terlambat.

Walaupun mungkin ada ipar anda, saudara anda 
suami, atau istri anda juga ikut menambang, tetapi bantulah kami untuk menjaga lingkungan.

Jangan selalu cuci tangan apabila telah terjadi kerusakan dengan pura pura marah, padahal anda semua tidak benar benar marah.

Tidak ada komentar: