Upacara adat Mendirikan Ayu yang berlangsung di Keraton Kesultanan Kutai atau Museum Mulawarman ini dihadiri Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) H Awang Faroek Ishak, Staf Ahli Menbudpar RI Bidang Ekonomi & Iptek Titin Sukarya, unsur Muspida Provinsi Kaltim dan Muspida Kukar.
Sebelum Mendirikan Ayu dilaksanakan, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II terlebih dahulu melemparkan butiran beras kuning ke arah Ayu yang disebut Sangkoh Piatu.
Sangkoh Piatu sendiri merupakan senjata Raja pertama Kutai Kartanegara Aji Batara Agung Dewa Sakti yang pada batangnya dikaitkan Tali Juwita dan kain Cinde, janur kuning, daun sirih dan buah pinang yang dibungkus kain kuning.
Kemudian, beberapa anggota kerabat Kesultanan bersama Gubernur Kaltim H Awang Faroek dan Pj Bupati Kukar H Sjachruddin mengangkat Tiang Ayu sebanyak 3 kali hingga tegak berdiri.
Menurut Menteri Sekretaris Keraton Kesultanan Kutai HAP Gondo Prawiro, Tiang Ayu atau Pinang Ayu atau disebut juga Rebak Ayu merupakan lambang kerahayuan. "Dengan dilaksanakannya Mendirikan Ayu ini, maka upacara adat Erau resmi dimulai," jelasnya.
Pelaksanaan upacara Mendirikan Ayu sendiri berlangsung sederhana dan penuh khidmat. Tidak ada sambutan atau pun seremonial lainnya, kecuali pembacaan doa di akhir upacara adat tersebut.
Usai Mendirikan Ayu, Gubernur Kaltim dan rombongan menyeberangi sungai Mahakam menuju Stadion Madya Tenggarong Seberang yang menjadi tempat pelaksanaan upacara pembukaan Erau 2009. (win/www.kutaikartanegara.com )
Minggu, 26 Juli 2009
Mendirikan Ayu Digelar, Erau Pun Resmi Dimulai
Menandai dimulainya pesta adat Erau 2009, pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura tadi pagi menggelar upacara adat Mendirikan Ayu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar