Kamis, 23 Juli 2009

Keindahan Sungai Tenggarong

Kota Tenggarong dibelah oleh sebuah sungai yang cukup lebar bernama sungai Tenggarong. Sungai ini pada masa dahulu hingga tahun 1970-an adalah urat nadi transportasi masyarakat dari Tenggarong ke Dusun Bensamar kira-kira 20 km dari Tenggarong. Ketika itu airnya jenih dan banyak ikan sehingga masyarakat dengan mudah menangkap ikan tanpa perlu bersusah payah seperti sekarang.



Sungai tersebut sangat ramai dengan lalu lintas perahu ketinting, yang masuk ke Bensamar dan pergi ke Tenggarong ataupun Teriti. Di beberapa tikungan sungainya, banyak perkampungan rakyat yang mengandalkan hidup dari berladang, berkebun, dan kayu (ketika itu zaman banjirkap banyak warga yang kaya karena kayu).



Namun kini kejayaan Sungai Tenggarong, atau dahulu lebih dikenal dengan nama Sungai Loa Ipuh, yang terkenal karena di Muaranya ada pemukiman bantar sungai dengan nama Kampung Tanjung, tidak seramai dan seindah dahulu lagi, airnya bahkan telah dinyatakan pihak Dinkes dan Bapedalda Kukar pada tahun 2003 lalu, sebagai sungai yang tidak layak konsumsi karena mengandung virus ecoli.

Airnya juga tidak sejernih dahulu, karena di arah Ulu sungai sekitar Kampung Jelatik (Ulu Bensamar lagi) telah aktif sebuah pertambangan batu bara, milik sebuah perusahaan bernama MHU.
Akibat pertambangan itu, apabila musim hujan air sungai yang mengalir ke Muara, akan berwarna putih kecoklatan seperti susu. Jangankan diminum. Buat mandi saja sangat tidak layak.


Demikian pula dengan sumber daya ikannya yang melimpah hingga sekitar tahun 1999 lalu, kini sangat jauh berkurang. Hal itu bukan hanya pencemaran air sungai akibat aktivitas pertambangan, tetapi juga lantaran ada beberapa oknum pencari ikan yang mencari dengan cara meracuni aliran sungai dengan sejenis tumbuhan tuba maupun bahan kimia, sehingga ikan mulai dari induk hingga anaknya mati.


Namun demikian sungai Tenggarong, masih menyimpan keindahan yang layak untuk kita jadikan ajang rekreasi alam. Arusnya yang santai, dan pemandangan bantarnya yang lumayan alami, dapat kita jadikan alternatif dalam berwisata. Anda dapat saja menikmati pemandangan alam berupa indahnya pepohonan Bungur, dengan bunganya yang berwarna phink nila, atau mengamati pemukiman rakyat yang berada di bantar sungai. Dapat juga dinikmati pemandangan berbagai karamba warga yang masih beroperasi hingga kini.

Tidak ada komentar: