Sabtu, 11 Juli 2009

Jahitan Layar Eksotisme Di Kaki Langit

Setelah lama tidak ke Kutai Lama, akhirnya pada Rabu 8 Juli lalu saya menyempatkan diri untuk ke sana. Tujuan saya adalah Bukit Jahitan Layar, yang bagi orang kutai sangat melegenda karena merupakan tempat turunya (lahir/datang) seorang Aji Batar Agung Dewa Sakti, Raja Kutai Kartanegara yang pertama.

Saya datang ke sana agak sore sekitar pukul 16,30 wita setelah memberikan suara untuk Pilpres tentunya. Ternyata pemandangan alam ke tempat tersebut sangat indah, sebuah eksotisme di kaki langit yang benar-benar alami.


Mengendarai motor honda legenda, saya langsung menuju ke Jembatan Kutai Lama yang baru saja rampung di bangun. Pemandangan dari jembatan juga menunjukkan keindahan, di mana pada sisi barat atu ulu jembatan dapat kita lihat sebuah padang rumput luas beks persawahan.
Sungai Kutai lama juga nampak tenang dan menyilaukan ketika kita berada di atas jembatan yang tingginya mencapai 30 meter tersebut. Di sebelah ulu ada pelabuhan Batu Bara milik sebuah perusaan yang sedang mengisi pontonnya dengan arang yang berharga dolar tersebut. Setelah itu karena jembatannya belum boleh dilintasi perjalanan saya lanjutkan dengan feri penyebrangan, ongkos sekali menyebrang adalah Rp4 ribu rupiah, jadi PP 4 Ribu, namun itu tidak lama lagi karena jembatan diperkirakan pada 28 Juli nanti akan segera selesai.

Sesampainya di jahitan layar saya langsung dibawa oleh seorang penunjuk jalan untuk melihat ceruk perbukitan yang ternyata terdiri atas perbukitan pasir putih dan kapur. Di salah satu sudutnya kami menemukan fosil kayu yang belum jadi, sehingga nampak terlihat seperti kayu namun telah berat seperti batu tetapi masih lemah kurang lebih tanah pasir.



Pohon tersebut cukup besar, dengan tekstur kulit yang masih terlihat, demikian pula dengan inti kayu yang biasanya lemah juga terlihat sempurna, rupanya alam telah mengawetkan kayu tersebut selama ribuan tahun. Disamping fosil kayu tersebut banyak ditemukan bertebaran berbagai batu krikil yang cantik, sehingga saya mengambil beberapa biji sebagai kenang-kenangan. Disamping itu juga banyak ditemukan batuan yang kerasnya menyerupai besi, namun karena saya tidak memiliki pengetahuan geologi sedikitpun jadi saya tidak tahu apa nama jenisnys.

Setelah itu kami menanjak agak ke atas yang ternyata juga memiliki dataran pasir putih landai yang luas di kaki bukit. Di sana lekukan perbukitan saya lihat justru mnyerupai tatanan candi-candi, padahal itu hanya sebuah cekungan alami yang terbentuk oleh alam lantaran terkena erosi dan longsoran. "Wah ini memang eksotisme di kaki langit kalimantan"gumam saya.


Kami beristirahat hingga sekitar pukul 17.30 menunggu sunset, namun hingga pukul 18 sunset tidak saya dapatkan lantaran ada awan yang menutupi kaki bukit jahitan layar di sebelah barat. Dalam perjalanan pulang di kaki bukit saya menemukan jejak kaki babi berpasangan yang menuju arah barat, dan seekor anjing putih menuruni bukit.


Kata teman yang menunjukkan jalan, Jahitan layar memang indah dan sangat ideal untuk dijadikan lokasi Camping, terutama camping spiritual. Katanya di tempat itu seringkali ada penampakan seperti perempuan cantik, babi, anjing jadi-jadian, dan hantu hutan. Wah seperti apa ya tampangnya hantu hutan?




Tidak ada komentar: