Jumat, 19 Juni 2009

Temuan 6 Guci Berisi Kerangka Manusia di Sanga sanga


Guci-guci kuno berisi kerangka manusia ditemukan di Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Barang-barang bernilai arkeologis tersebut ditemukan para penggali bangunan Sabtu (13/6) sore.

Guci- guci kini diamankan di Kantor Kepolisian Sektor Sangasanga. Guci-guci lainnya yang sudah pecah masih terpendam di sebuah bukit di dekat jalan poros Sangasanga-Samarinda. Lokasi telah diberi pita kuning polisi. Penggalian untuk sementara dihentikan.

"Kami akan menjaga guci-guci itu untuk diserahkan kepada pemerintah yang lebih berwenang," kata Kepala Polsek Sangasanga Ajun Komisaris Dody Susantyoko, Senin (15/6).

Temuan itu didokumentasikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara . Temuan segera dilaporkan kepada Balai Arkeologi Banjarmasin di Kalimantan Selatan agar diteliti.

"Temuan guci-guci berisi kerangka manusia membuat kami menduga lokasi temuan adalah kuburan tua," kata Kepala Bidang Kebudayaan Azmidi.

Dari tujuh guci yang diamankan, cuma satu yang utuh. Enam lainnya pecah berkeping-keping akibat penggalian yang memakai eskavator. Di kantor polisi ada 4 karung berisi pecahan guci, 2 karung berisi kerangka manusia, 1 kardus berisi pecahan guci, dan guci utuh berisi kerangka.

Guci utuh itu berdimensi tinggi 83 sentimeter (Cm), berdiameter lingkaran dasar 80 Cm, berdiameter lingkaran mulut atau atas 70 Cm, dan berdiameter lingkaran tengah 135 Cm. Guci cokelat itu bermotif naga timbul. Tim belum bisa mengidentifikasi usia guci dari keramik itu.

Azmidi mengatakan, temuan guci-guci itu agak membingungkan sebab Sangasanga dikenal sebagai kawasan peninggalan sejarah kolonial Belanda. Di kecamatan di pesisir Kaltim itu masih berdiri kompleks perumahan pegawai perusahaan minyak dan pompa-pompa angguk dari abad ke-19. Di sana juga sempat terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dan serdadu Belanda pada awal masa kemerdekaan.

Guci-guci memang digunakan sebagai salah satu teknik penguburan orang Dayak dari kalangan bangsawan. Lokasi temuan mendekati definisi gur atau rumah terpendam dalam tanah untuk menyimpan jejeran tempayan berisi tulang.

Tidak ada komentar: