Jumat, 26 Juni 2009

Kisah Magis Di Balik Penemuan Guci Sanga Sanga

Kisah magis dan berbau supranatural mengiringi penemuan Guci (Tajau) Kuno di Sanga Sanga. Seperti diakui Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Sangasanga, AKP Dody Susantyoko ia sempat mengalami kejadian aneh ketika Guci kuno yang berjumlah 6 buah tersebut diamankan di Kantornya beberapa waktu lalu.

Ketika itu setelah mendapatkan laporan warga tentang adanya temuan purbakala di dekat Jembatan 27 Januari Sangasanga Dalam, ia beserta jajaran anggota Polsek segera bergerak mengamankan TKP. Agar guci yang berisikan tulang-tulang dan tengkorak manusia tersebut aman dari tangan tidak bertanggung jawab, akhirnya ia memerintahkan Guci untuk di bawa ke Polsek.

Bahkan katanya dalam sakit tersebut, ia justru mendapatkan semacam trans atau dirasuki beberapa saat. Dengan kejadian tersebut akhirnya merepotkan ia dan para bawahannya. Apalagi ternyata anak perempuan Kapolsek yang telah berumur 24 tahun dan lulusan Diploma tiga pada salah satu perguruan tinggi Samarinda itu, juga mengalami kejadian aneh.



Ia melihat seorang perempuan dengan warna tubuh merah darah, menampakkan diri. Atas kehadian tersebut akhirnya Kapolsek memerintahkan mencari orang pintar atau paranormal, untuk berhubungan dengan makhluk supranatural itu. Berdasarkan dialog dengan paranormal, para makhluk yang sempat menteror Kapolsek Sangasanga itu, memang berasal dari Guci.

Mereka adalah roh dari orang-orang yang tengkoraknya ada dalam guci atau tajau tersebut. Kedatangannya bukan untuk mengganggu tetapi hanya memberikan peringatan agar keburan mereka jangan diganggu dan tajau-tajau itu dikuburkan kembali di dalam tanah.

Karena itu akhirnya tajau-tajau dimaksud dititipkan kepada salah seorang keturunan Suku Dayak yang ada di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan. Sambil menunggu penelitian para arkeologi, rencananya akan diadakan rapat guna membahas masalah Guci itu apakah akan ditanam kembali atau dipamerkan di museum sebagai bagian dari paket wisata.

Memang lokasi penemuan Guci itu letaknya sangat strategis sebagai pemakaman kuno. Letaknya berada di puncak bukit yang kakinya langsung turun pada Sungai Sangsanga, lokasi itu kini memang terletak di pinggir jalan raya. Bahkan di dekatnya akan dibangun sebuah terminal domestik.


2 komentar:

Albert Kennedy mengatakan...

memang peninggalan kuno harus menjadi perhatian publik,dan harus dijaga dengan baik.

Unknown mengatakan...

ya bung Bert, saya kira semua peninggalan kuno terutama yang menyangkut aspek budaya, adalah warisan yang harus kita lindungi
terima kasih
ariankula